Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Indonesia bahkan menduduki urutan nomor tiga sebagai negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia.

Ya, penyakit ini memang salah satu infeksi yang cukup mematikan. Terlebih durasi pengobatannya yang cukup panjang menambah liku penyembuhan infeksi yang satu ini.
Tapi apa sih sebenarnya Tuberkulosis (TBC)? Seberapa bahayakah penyakit ini? Bagaimana gejala dan cara mengobatinya? Simak selengkapnya pada ulasan yang Tim Lifepack telah buat berikut ini.
Mengenal Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TBC merupakan infeksi yang membuat penderitanya mengalami batuk berdahak lebih dari 14 hari. Terkadang batuk yang diakibatkan penyakit ini juga disertai dengan darah. Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi ini ditularkan melalui droplet (percikan cairan dari saluran napas) yang ditularkan penderita ketika bersin, batuk, atau berbicara dan droplet tersebut terhirup oleh orang yang sehat. Tuberkulosis sebenarnya tidak hanya terjadi pada paru saja, melainkan juga terdapat tuberkulosis tulang. Namun yang paling sering terjadi adalah tuberkulosis paru.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang cukup berbahaya. Menurut WHO, diperkirakan terdapat 10 juta orang yang terkena TBC dan sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat TBC setiap tahunnya. Selain itu, penyakit ini utama kematian pada penderita HIV/AIDS dan sebagai penyebab utama dari permasalahan resistensi antimikroba. Hal ini karena ketidakpatuhan pasien TBC dalam menjalani pengobatan sehingga terjadinya resistensi mikroba.
Gejala Tuberkulosis
Gejala utama yang muncul akibat penyakit tuberkulosis adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu (Baca juga Waspadai 5 Gejala Ini, Bisa Jadi TBC Mengintai Anda). Namun terdapat gejala-gejala lain yang menyertai penyakit ini, antara lain:
- Batuk berdahak selama dua minggu atau lebih (terkadang dahak disertai dengan darah)
- Batuk darah (Baca juga 6 Penyebab Batuk Berdarah, Gejala, dan Diagnosisnya)
- Kesulitan bernapas
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Malaise
Diagnosis
Dalam mendiagnosa Tuberkulosis, biasanya dokter akan melakukan beberapa tes terhadap pasien. Uji yang sering diterapkan pada pasien yang dicurigai menderita TBC berupa skin test (tuberculin test), tes BTA positif, dan tes darah.
Pencegahan Tuberkulosis
Pencegahan tuberkulosis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang pertama adalah dengan mengurangi interaksi secara fisik dengan penderita. Anda juga dapat melakukan vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap bakteri M. tuberculosis. Namun selain itu, pencegahan utama adalah diagnosis dini dan pengobatan yang tepat pada penderita TBC dalam menghentikan penularan TBC.
Pengobatan Tuberkulosis
Pengobatan tuberkulosis biasanya dilakukan dengan menjalani pengobatan kombinasi antibiotik yang terdiri dari dua fase dalam jangka waktu 6-9 bulan. Namun yang sering sekali menjadi permasalahan dalam pengobatan tuberkulosis adalah kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan. Terkadang pasien TBC tidak patuh untuk mengonsumsi obat secara teratur. Padahal hal ini sangatlah berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan resistensi antimikroba dan membuat TBC berubah menjadi Tuberculosis Multi Drug Resistant (TB-MDR) yang mana bakteri penyebab penyakit menjadi kebal obat.
Pasien TBC biasanya ditanyakan sembuh atau tidaknya di akhir masa pengobatannya. Namun dokter akan tetap melakukan pemeriksaan dan evaluasi TBC selama minimal 2 tahun untuk memantau kekambuhan pasien.
Itulah informasi mengenai gejala, penyebab, cara mencegah dan mengobati penyakit tuberkulosis. Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera periksakan diri Anda ke dokter atau pelayanan kesehatan untuk mengetahui penyebabnya secara pasti.
Ingin berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter mengenai kesehatan? Unduh aplikasi Lifepack. Tebus resep obat, bebas antri. Tersedia melalui Google Play Store maupun App Store. Atau dapatkan rekomendasi vitamin dan suplemen terbaik dari Jovee.
Ditulis oleh: Nada Karisma