Mungkin Anda telah familiar dengan istilah autis. Ya, autis atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan neurologis yang dimulai sejak kecil dan berlangsung sepanjang usia seseorang. Kondisi ini mempengaruhi bagaimana orang tersebut bertindak dan berinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi, dan belajar.
Mengapa autis disebut kelainan spektrum? Karena ASD dapat menimbulkan gejala. Penderita dapat mengalami masalah dalam berbicara atau gangguan penglihatan (tidak bisa fokus menatap lawan bicara).
Orang dengan ASD juga mungkin mengatakan kalimat yang sama berulang-ulang dan sering terlihat memiliki dunianya sendiri.
Menurut Manual Diagnostic and Statistical Mental Disorder (DSM-5), orang dengan ASD umumnya memiliki:
- Kesulitan dalam komunikasi dan interaksi dengan orang lain
- Minat terbatas dan perilaku berulang
- Gejala yang melukai kemampuan orang untuk berfungsi dengan baik di sekolah, bekerja, dan bidang kehidupan lainnya
Gejala ASD
ASD dapat menimbulkan gejala yang menjadi tanda bahwa seseorang mengalami penyakit ini. Namun, tidak semua orang dengan ASD menunjukkan gejala yang sama. Gejala-gejala ASD umumnya berupa:
Perilaku Komunikasi/Interaksi Sosial
- Jarang melakukan kontak mata.
- Cenderung tidak melihat atau mendengarkan lawan bicara.
- Jarang berbagi kesenangan dengan orang lain.
- Gagal atau lambat dalam merespon seseorang yang memanggil nama mereka atau upaya verbal lain untuk mendapatkan perhatian orang dengan ASD.
- Seringkali berbicara panjang lebar tentang subjek favorit tanpa memperhatikan bahwa orang lain tidak tertarik atau tanpa memberi orang lain kesempatan untuk merespon.
- Memiliki ekspresi wajah, gerakan, dan gerakan yang tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan.
- Kesulitan memahami sudut pandang orang lain.
Perilaku Restriktif/Berulang
- Mengulangi perilaku tertentu atau memiliki perilaku yang tidak biasa. Misalnya, mengulang kata atau frasa atau disebut juga echolalia.
- Memiliki minat kuat terhadap topik tertentu, seperti angka, detail, atau fakta.
- Mudah kesall dengan adanya perubahan dalam rutinitas.
- Menjadi lebih atau kurang sensitif dibandingkan orang lain terhadap input sensorik, seperti cahaya, kebisingan, pakaian, atau suhu.
Meskipun orang-orang dengan ASD mengalami beberapa kesulitan dalam berinteraksi atau berkomunikasi, namun mereka mungkin juga memiliki banyak kelebihan,seperti:
Jaminan Lifepack untuk Anda
- Mampu mempelajari berbagai hal secara rinci dan mengingat informasi untuk jangka waktu yang panjang.
- Menjadi pembelajar visual dan pendengaran yang kuat.
- Unggul dalam matematika, sains, musik, atau seni.
Faktor Risiko ASD
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti penyakit ini. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan anak yang mengarah pada ASD. Terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang mengalami ASD, yaitu:
- Memiliki saudara kandung dengan ASD.
- Orang tua yang perbedaan usianya jauh lebih tua.
- Memiliki kondisi genetik tertentu (kondisi seperti sindrom Down, sindrom X rapuh, dan sindrom Rett).
- Berat saat lahir sangat rendah.
Pengobatan
Hingga saat ini belum ada obat untuk ASD. Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa perawatan yang baik dan intervensi dini dapat meningkatkan perkembangan anak. Layanan intervensi dini biasanya mencakup terapi untuk membantu anak berbicara, berjalan, dan berinteraksi dengan orang lain. Anda juga bisa mencoba suplemen Blackmores Odourless Fish Oil 1000 200 Kaplet – Vitamin Jantung Sehat (Rp294.695) yang dapat membantu perkembangan otak.
5 Alasan Beli Obat di Lifepack
Itulah informasi mengenai Autism Spectrum Disorder (ASD). Semoga bermanfaat.
Baca juga: 5 Jenis Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Anda Ketahui
Ingin berkonsultasi lebih lanjut? Unduh aplikasi Lifepack yang tersedia di Google Play Store dan App Store. Dapatkan kemudahan tebus resep obat tanpa antri sekarang juga. Atau Anda bisa mendapatkan rekomendasi suplemen dan vitamin terbaik di Jovee.
Jaminan Lifepack untuk Anda
Ditulis oleh: Nada Karisma
5 Alasan Beli Obat di Lifepack
Referensi:
CDC. What is Autism Spectrum Disorder?. Diakses pada 2020.
U.S National Institute of Mental Health. Autism Spectrum Disorder. Diakses pada 2020.
U.S National Library of Medicine. Autism Spectrum Disorder. Diakses pada 2020.