Ethambutol merupakan salah satu obat yang termasuk dalam kategori antibiotik, dan biasa disertakan dalam pengobatan pasien tuberkulosis alias TBC. Obat ini bertugas untuk menghambat kinerja enzim bernama arabinosyl transferase mycobacteria dalam proses pembentukan dinding sel bakteri. Sehingga metabolisme lanjutan dapat dicegah dan bakteri pun menjadi mati. Penggunaan harus terus dilanjutkan, meskipun pasien sudah mengalami banyak perubahan.
Informasi
Ethambutol termasuk golongan obat keras, sehingga penggunaannya harus dalam pengawasan dokter. Obat ini bertindak sebagai antibiotik serta antikulosis dalam pengobatan pasien tuberkulosis (TBC) yang boleh digunakan oleh dewasa maupun anak-anak. Namun, tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui, kecuali atas resep dokter. Selain itu, selama penggunaan obat ini pasien harus menjalani pemeriksaan secara berkala, meliputi pemeriksaan mata, fungsi ginjal, serta fungsi hepar.
Obat dengan kandungan ethambutol yang dapat Anda temukan di pasaran salah satunya Rifastar 4 FDC – 30 Kaplet – Kaplet 4FDC (Rp192.000).
Dosis
Ethambutol tersedia dalam bentuk kaplet kemasan 250 mg dan 500 mg. Untuk dosis sendiri dihitung berdasarkan kondisi medis pasien, baik berat badan, kondisi, umur, respon tubuh terhadap penggunaan obat-obatan, maupun penggunaan obat lainnya. Sehingga sangat tidak disarankan untuk membeli sendiri di apotek tanpa membawa resep dari dokter.
Sedangkan untuk menentukan besaran dosis, dokter biasa menggunakan rumus penghitungan sebagai berikut :
- Dewasa: 15 mg/kg berat badan untuk 1x sehari atau 30 mg/kg berat badan untuk 3x seminggu
- Anak-anak: 25mg/kg berat badan untuk 1x sehari diminum selama 60 hari pertama. Selanjutnya, dosis dikurangi jadi 15mg/kg berat badan.
- Untuk keperluan tatalaksana pada pasien meningitis tuberculosis, dosis bisa ditingkatkan lebih tinggi.
- Untuk penderita gangguan ginjal, dosis perlu disesuaikan dengan kondisi klirens kreatinin
Kontraindikasi
Ethambutol dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, berhati-hatilah pada pasien yang hipersensitif terhadap obat-obatan tertentu. Atau pasien yang memiliki gangguan penglihatan (neuritis optik), sebelum terapi menggunakan obat ini. Pemberian pada anak di bawah 13 tahun juga harus lebih dihindari, karena gangguan fungsi ginjal serta penglihatan mata lebih sulit untuk dipantau.
Jaminan Lifepack untuk Anda
Interaksi dengan Obat Lain
Penggunaan bersamaan obat maag jenis aluminium hidroksida dapat menghambat proses penyerapan Ethambutol. Aluminium hidroksida yakni obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan pada lambung. Fungsinya yang dapat menetralisir lambung, justru dapat menghambat proses penyerapan obat lain. Jika terpaksa tetap harus mengonsumsinya, maka berikan jarak minimal 4 jam.
Kelompok Orang Berisiko
- Ibu hamil : meskipun belum ada percobaan pada manusia yang menunjukkan efek pada janin secara khusus, tetapi penggunaan Ethambutol harus benar-benar di bawah pengawasan dokter. Obat ini juga termasuk dalam kategori C, artinya hanya boleh diberikan jika manfaat yang didapat jauh lebih besar daripada risiko terhadap janin.
- Ibu menyusui : kandungan di dalam obat ini dapat terserap oleh ASI (terekskresi), sehingga kemungkinan juga dapat menimbulkan efek samping pada bayi.
- Anak di bawah umur 13 tahun : obat ini sangat tidak direkomendasikan bagi anak di bawah 13 tahun. Karena anak pada rentang usia tersebut masih cukup sulit untuk merasakan gejala dini dari efek samping obat
- Pasien dengan gangguan neuritis optik : harus melalui pemeriksaan lanjutan untuk memastikan pemberian antikulosis ini tidak akan memperburuk keadaan
- Pasien dengan gangguan ginjal : obat anti kulosis ini akan diekskresikan melalui ginjal. Oleh karena itu, butuh pemeriksaan lanjutan untuk menentukan dosis yang diperlukan. Penghitungan yang salah dapat meningkatkan risiko efek samping obat dan berakibat fatal.
Efek Samping
Penggunaan obat Ethambutol dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti:
5 Alasan Beli Obat di Lifepack
- Gangguan penglihatan karena neuritis optic, yaitu gangguan pada penglihatan akibat adanya peradangan yang terjadi pada saraf mata
- Gangguan neurologi, yaitu gangguan fungsi saraf serta otak yang disebabkan karena adanya kerusakan pada saraf pendukung otak
- Gangguan kardiovaskular, yaitu gangguan yang terjadi pada saluran pembuluh darah serta jantung
- Delirium, yaitu gangguan pada mental yang ditandai dengan adanya penurunan kesadaran secara fluktuatif dan akut
- Anafilaksis, yaitu reaksi alergi terhadap kandungan obat tertentu yang terjadi secara tiba-tiba
- Gangguan kulit, seperti ruam dan gatal-gatal
- Gangguan pada saluran pencernaan, seperti nafsu makan menurun dan nyeri pada perut
- Lemas, mual, dan muntah
- Demam dan sakit kepala
Sedangkan efek samping yang jarang terjadi adalah
- Gangguan pada fungsi hati (penyakit kuning)
- Gangguan neuritis perifer
- Hiperurisemia, yaitu peningkatan kadar asam urat dalam tubuh
Cara Konsumsi
Ethambutol dapat dikonsumsi kapan pun, baik sebelum, saat, ataupun sesudah makan. Namun, untuk mengurangi efek samping pada pencernaan, sebaiknya konsumsi obat bersamaan dengan makanan. Gunakan sesuai dosis yang sudah ditetapkan oleh dokter, jangan mengubah takaran tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu. Karena pemberian dosis pada setiap pasien tidaklah sama, sudah disesuaikan dengan kondisi medis yang ada.
Obat harus tetap dikonsumsi, meskipun tubuh sudah menunjukkan reaksi yang baik. Pengobatan harus dilakukan secara tuntas untuk menghindari kambuhnya penyakit di kemudian hari. Segera melapor ke dokter, jika terjadi gangguan pada tubuh setelah penggunaan obat ini, seperti pandangan kabur, kesulitan membedakan warna, dan lain sebagainya.