Pemerintah terus menghimbau ajakan kepada masyarakat untuk mendapatkan hoaks. Tetapi sayangnya ajakan ini seringkali dibarengi dengan hoaks yang mungkin saja dikirimkan dan dikabarkan lebih luas ke dalam grup sosial media. Hingga Oktober, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) telah mencatat dan mengkonfirmasi ada lebih dari 300 hoaks vaksin COVID-19 yang telah beredar. Jangan gegabah mempercayai informasi dan selalu cari tahu lebih lanjut. Berikut 5 daftar hoaks vaksin COVID-19 yang perlu Anda ketahui kebenarannya.
1. Vaksin COVID-19 mengandung microchip magnet
Mungkin Anda pernah melihat unggahan di mana seseorang dapat menempelkan koin uang Rp1.000 di lengan bekas suntikan vaksinasi COVID-19. Unggahan tersebut diklaim sebagai bukti bahwa vaksin mengandung magnet.
Fakta bahwa koin mengandung microchip magnet adalah salah dan merupakan hoaks. Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan bahwa “Vaksin berisi protein, garam, lipid, pelarut, dan tidak mengandung logam. Jadi perlu dijelaskan bahwa berita itu hoax,” katanya.
Ia menjelaskan lagi fenomena koin yang menempel pada lengan hanyalah karena adanya keringat dan tidak mungkin ada logam yang masuk karena lubang suntik sangatlah kecil.
“Sebuah logam dapat menempel di permukaan kulit yang lembab biasanya disebabkan keringat. Pecahan uang logam seribu rupiah terbuat dari bahan nikel dan nikel bukan bahan yang bisa menempel karena daya magnet,” ucap ketua ITAGI tersebut.
2. Banyak Orang Meninggal Karena Vaksin Covid-19
Beredar sebuah postingan di media sosial Facebook yang menyatakan banyak orang meninggal dunia akibat vaksin Covid-19. Tetapi, Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari sudah menjelaskan bahwa informasi yang beredar tersebut hoaks.
Jaminan Lifepack untuk Anda
Ketua KIPI tersebut menyatakan hingga saat ini tidak ada yang meninggal dunia karena vaksin Covid-19. Selain itu, vaksin Covid-19 juga tidak memiliki efek samping yang berbahaya karena berisi virus mati (inactivated).
Ada pun jika di kemudian hari ada yang meninggal dunia, Hendra berjanji pihaknya akan langsung mengeluarkan rekomendasi untuk menghentikan vaksinasi. Tetapi hingga sekarang vaksin Covid-19 masih direkomendasikan dan dinyatakan aman.
5 Alasan Beli Obat di Lifepack
3. Vaksin Covid-19 Berbasis mRNA Bisa Rusak DNA
Masih mirip seperti hoaks yang sebelumnya, beredar juga unggahan yang mengatakan vaksin Covid-19 berbasis mRNA seperti Pfizer bisa merusak DNA. Unggahan tersebut juga menyatakan 75% relawan uji coba vaksin mengalami efek samping.
Institut Paul-Ehrlich, Institut Federal untuk Vaksin dan Biomedis, dilansir dari Liputan6.com, menjelaskan bahwa “Tidak ada risiko integrasi mRNA ke dalam genom manusia. Dalam kasus manusia, genom terletak di inti sel dalam bentuk DNA. Integrasi RNA ke dalam DNA tidak dimungkinkan antara lain karena struktur kimianya yang berbeda”.
Mark Lynas, dari Alliance for Science Cornell University, menjelaskan juga, “Modifikasi genetik hanya bisa terjadi jika memasukkan DNA asing ke dalam inti sel manusia, dan vaksin sama sekali tidak melakukan itu. Jadi tidak ada vaksin yang bisa mengubah DNA manusia”.
4. Hoaks Vaksin Sinovac Belum Dilakukan Uji Coba untuk Anak-Anak Indonesia
Beberapa waktu lalu beredar sebuah video melalui WhatsApp yang memberikan informasi bahwa vaksin Sinovac belum diuji coba kepada anak-anak.
Jaminan Lifepack untuk Anda
Informasi tersebut sudah dikonfirmasi sebagai hoaks karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia telah mengeluarkan Persetujuan Penggunaan Darurat pemberian CoronaVac terhadap anak usia 6 tahun ke atas berdasarkan kajian laporan-laporan ilmiah pada setiap vaksin yang diberi izin.
BPOM melaporkan bahwa hasil uji coba pemberian vaksin anak sudah mempertimbangkan faktor keamanan dan imunogenisitas. Maka dari itu sudah ditetapkan vaksin Sinovac dapat direkomendasikan untuk anak kelompok usia 6-17 tahun.
5 Alasan Beli Obat di Lifepack
5. Vaksin COVID-19 Mengandung Cairan Iblis yang Dapat Menyebabkan Kematian
Melalui Facebook, beberapa unggahan menyatakan bahwa salah satu kandungan vaksin COVID-19 adalah cairan iblis. Cairan iblis tersebut dimasukkan sengaja untuk membuat orang meninggal hingga populasi manusia berkurang banyak.
Pemerintah Indonesia sudah mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah hoaks. Resiko kematian akibat vaksin dosis pertama adalah 37%, sedangkan risiko kematian setelah dosis kedua adalah 73%, dilansir melalui situs Katadata.id.
Sehingga, sudah jelas bahwa informasi bahwa cairan vaksin covid-19 mengandung cairan iblis dan menyebabkan kematian adalah hoaks.
Cara Pencegahan Hoaks Vaksin Covid-19
Pemerintah Indonesia menghimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kembali informasi yang diterima melalui media sosial atau broadcast pesan.
Jaminan Lifepack untuk Anda
Masyarakat Indonesia dapat mengetahui kebenaran setiap hoaks dengan berbagai cara sebagai berikut:
- Kirim pesan WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500
- Cek di situs Kementerian Kominfo di https://komin.fo/inihoaks atau https://turnbackhoax.id dan https://cekfakta.com.
- Cek dan buktikan hoaks terkait COVID-19, kunjungi https://s.id/infovaksin
Jika Anda mengalami gejala vaksin atau Covid-19, segera konsultasi dengan dokter Lifepack melalui WhatsApp sekarang juga. Tetap tenang dan jangan gegabah mengasumsikan kondisi Anda.