Albendazole merupakan obat untuk mengatasi infeksi larva cacing, diantaranya sistiserkosis dan echinococcosis. Kedua cacing ini hidup di tubuh hewan dan berisiko menginfeksi manusia.
Sistiserkosis adalah infeksi larva cacing pita yang hidup pada babi dan berpotensi menyerang otak, sementara echinococcosis adalah infeksi larva cacing yang hidup di tubuh anjing dan menimbulkan kista pada hati serta paru-paru. Obat ini bekerja dengan cara merusak sel pada usus cacing, sehingga cacing tersebut tidak dapat menyerap gula, kehabisan energi, dan mati.
Informasi
Albendazole seperti Albendazole Kimia Farma 400 mg – 100 tablet (Rp 63.000) termasuk golongan antelmintik dan kategori obat resep. Obat ini bermanfaat untuk mengatasi infeksi akibat parasit cacing dan diperbolehkan dikonsumsi bagi orang dewasa atau anak-anak atas petunjuk dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi. Bagi ibu hamil dan menyusui, albendazole termasuk kategori C. Artinya, obat hanya boleh digunakan apabila besar manfaatnya melebihi dari besar risiko terhadap janin. Konsultasikan terlebih dulu sebelum konsumsi obat ini kepada dokter.
Dosis
Pemberian obat ini tergantung dari kondisi pasien dan jenis cacing yang menginfeksi.
Kondisi Echinococcosis
- Untuk orang dewasa dengan berat badan hingga 60 kg: 15 mg/kg BB per hari yang dibagi menjadi dua jadwal konsumsi. Dosis maksimal perhari yang diperbolehkan 800mg.
- Untuk orang dewasa dengan berat badan lebih dari 60 kg: 400 mg, dan diminum 2 kali sehari
- Untuk anak-anak, dosis disamakan dengan orang dewasa
Kondisi Sistiserkosis
- Untuk orang dewasa dengan berat badan hingga 60 kg: 15 mg/kg BB per hari yang dibagi menjadi dua jadwal konsumsi. Batas maksimum dosis yang diperbolehkan 800 mg per hari. Durasi pengobatan selama 8-30 hari.
- Untuk orang dewasa dengan berat badan lebih dari 60 kg: 400 mg, 2 kali sehari. Durasi pengobatan 8-30 hari.
- Dosis anak-anak disamakan dengan orang dewasa
Kontraindikasi
- Beritahu dokter apabila Anda memiliki alergi terhadap albendazole atau obat cacing lainnya, seperti mebendazole.
- Beritahu dokter apabila Anda memiliki riwayat gangguan hati, gangguan saluran empedu, kelainan darah, dan sumsum tulang.
- Hati-hati ketika sedang mengonsumsi teofilin.
- Beritahu dokter obat yang sedang dikonsumsi ketika Anda hendak menjalani operasi bedah atau perawatan gigi, termasuk albendazole.
- Apabila terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi albendazole, segera hubungi dokter.
Interaksi dengan Obat Lain
- Kadar obat ini dalam darah akan meningkat apabila dikonsumsi bersama dengan dexamethasone dan cimetidine.
- Kadar obat ini dalam darah akan menurun apabila dikonsumsi bersama dengan carbamazepine, phenobarbital, dan phenytoin.
- Risiko efek samping akan meningkat apabila albendazole dikonsumsi bersama dengan teofilin.
- Pasien dengan penyakit hati memiliki kemungkinan mengalami peningkatan efek samping albendazole.
- Jika Anda memiliki sistiserkosis yang melibatkan mata, penggunaan albendazole mungkin meningkatkan efek samping yang memengaruhi kesehatan mata.
Kelompok Orang Berisiko
Jika Anda sedang hamil atau hendak berencana untuk hamil, sebaiknya beritahu dokter. Sebaiknya, Anda tidak memulai pengobatan dengan albendazole hingga tes kehamilan menunjukkan hasil yang negatif. Bahkan, saat mengonsumsi albendazole pun Anda tidak boleh hamil paling tidak hingga satu bulan setelah pengobatan selesai. Diskusikanlah dengan dokter terkait metode kontrasepsi yang sesuai selama menjalani pengobatan dengan albendazole.
Albendazole termasuk kategori C dalam risiko kehamilan berdasarkan US Food and Drugs Administration (FDA), dimana kategori berarti mungkin berisiko.
Jaminan Lifepack untuk Anda
Konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi albendazole, terutama bagi pasien dengan kondisi medis seperti:
- Memiliki kelainan retina mata
- Ibu hamil dan menyusui
- Pasien neurocysticercosis
Efek Samping
Penggunaan albendazole menimbulkan efek samping, seperti:
5 Alasan Beli Obat di Lifepack
- Reaksi alergi, misalnya gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan
- Mudah memar atau pendarahan
- Demam, sakit tenggorokan, sakit kepala parah, kulit mengelupas, dan ruam kulit merah
- Demam hingga menggigil, nyeri tubuh, gejala seperti flu
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Sakit kepala, pusing
- Rambut rontok sementara
Sementara, efek samping yang jarang tapi mungkin terjadi yaitu:
- Gusi berdarah
- Keluar darah dalam urine
- Dada terasa sesak
- Batuk
- Susah buang air kecil
- Tubuh mudah lelah
Tidak semua orang mengalami efek samping diatas asalkan konsumsi albendazole telah dipertimbangkan dengan baik.
Cara Konsumsi
Cara konsumsi obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter. Jangan menambah ataupun mengurangi resep albendazole sendiri tanpa izin dari dokter. Obat ini dapat dikonsumsi bersama makanan. Kalaupun merasa kesulitan dalam menelan obat, albendazole dapat dihancurkan atau dikunyah terlebih dulu.
Setiap pasien akan mendapatkan dosis albendazole yang berbeda-beda tergantung dari kondisi medis, berat badan, dan respon tubuh terhadap obat. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur pada waktu yang sama setiap harinya. Walaupun kondisi tubuh sudah baik, albendazole tetap harus dihabiskan sesuai petunjuk dari dokter. Jika dihentikan, takutnya akan menyebabkan infeksi kembali menyerang.Saat mengonsumsi albendazole, hindari makan jeruk bali merah (grapefruit) atau jus jeruk bali kecuali atas izin dari dokter. Sebab, makanan ini dapat meningkatkan kemungkinan efek samping obat ini. Beritahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, vitamin, atau suplemen untuk menghindari interaksi obat.