Kenali Fungsi Defibrillator dalam Menangani Masalah Jantung

Anda tentu pernah menyaksikan adegan dalam film dimana seorang pasien henti jantung mendapatkan kejut listrik dari sebuah alat. Setelah berapa kali pemberian kejut listrik, jantung pasien kembali berdetak dan pasien dapat diselamatkan. Alat tersebut dikenal dengan nama defibrillator yang dikenal sebagai penyelamat korban serangan jantung atau henti jantung. Bagaimana cara kerja dan fungsi defibrillator? Yuk cari tahu dalam artikel berikut!

Apa Itu Defibrillator?

Pada pasien yang memiliki gangguan irama jantung (aritmia) fatal, dokter akan menggunakan alat defibrillator untuk melakukan proses defibrilasi, yaitu proses mengembalikan irama jantung agar kembali normal. Defibrilasi merupakan penanganan efektif untuk menangani kondisi ventrikel takikardi dimana bilik jantung berdetak terlalu cepat dan fibrilasi ventrikel dimana terjadi gangguan irama jantung yang membuat jantung tidak dapat memompa darah.

Dalam satu alat defibrillator terdiri dari sepasang elektroda dan gel konduktor. Gel ini berfungsi untuk mengurangi risiko terjadinya luka bakar akibat akibat arus listrik dan meminimalisir penolakan dari jaringan tubuh.

Defibrillator biasanya menggunakan bahan metal, sementara untuk alat yang lebih baru umumnya sudah menggunakan pad adesif yang mengandung gel konduktor. Saat ini juga tersedia alat defibrillator portabel AED (automated external defibrillator) yang dapat digunakan oleh orang awam non-medis.

Rekomendasi Produk

Acarbose Dexa 50 MG 100 Tablet - Obat Diabetes

Rp 144.500

Amadiab 2 MG 50 Kaplet - Obat Diabetes Mengandung Glimepiride

Rp 310.000

Acarbose Dexa 100 MG 100 Tablet - Obat Antidiabetes

Rp 229.500

Cara Kerja Defibrillator

Dalam penanganan pasien serangan jantung yang sering Anda saksikan dalam film, sering kali penggunaan defibrillator digambarkan dengan tidak tepat. Penggunaan alat secara sembarangan justru dapat membahayakan kondisi pasien. Sehingga jika Anda ingin menggunakannya di rumah sebaiknya pahami terlebih dahulu cara kerjanya dan pada kondisi apa alat ini sebaiknya digunakan.

Pada pasien yang mengalami serangan jantung atau henti jantung, biasanya kondisi ini didahului dengan gangguan irama jantung sehingga menyebabkan pasien tidak mendapatkan asupan oksigen sesuai kebutuhan.

Jaminan Lifepack untuk Anda

Sebagai penanganan pertama pada serangan jantung, pasien perlu mendapatkan resusitasi jantung paru atau CPR. Adanya tekanan pada dada dapat membantu memompa darah. Kondisi ini dapat mencegah kerusakan jaringan hingga proses defibrilasi dilakukan. Apabila alat AED sudah tersedia, sebaiknya segera digunakan untuk meningkatkan peluang kesembuhan.

Untuk penggunaan defibrillator portabel seperti AED yang bisa digunakan oleh orang non-medis, berikut ini cara penggunaannya yang tepat:

5 Alasan Beli Obat di Lifepack

Baringkan pasien dan lepaskan pakaian serta benda lain seperti perhiasan pada tubuh pasien
Lakukan kompresi dada untuk pertolongan awal
Ketika akan menggunakan AED, langsung nyalakan alat dan ikuti cara penggunaan sesuai petunjuk. Sambungkan kabel serta pad pada perangkat dan tempelkan pad yang dilengkapi stiker pada dada pasien serta pastikan pad menempel kuat di kulit.
Jika alat sudah terpasang, Anda bisa menghentikan CPR dan lakukan analisis menggunakan AED. Selama proses analisis, pastikan tidak ada yang menyentuh tubuh pasien.
Setelah AED selesai menganalisis, alat akan menginformasikan apakah pasien perlu diberi kejut listrik atau tidak. Jika ya, maka pastikan tidak ada yang menyentuh tubuh pasien lalu tekan tombol “shock” di AED untuk memberikan kejutan listrik.
Setelah kejut listrik diberikan, alat akan menginformasikan untuk memeriksa pernapasan dan denyut nadi pasien. Apabila napas dan denyut nadi pasien belum kembali, segera lakukan CPR selama 2 menit. Lanjutkan dengan analisis ulang apakah pasien masih membutuhkan kejut listrik.
Lakukan secara berkala sesuai instruksi AED hingga bantuan medis datang.

Jenis-Jenis Defibrillator

Di pasaran terdapat beberapa jenis defibrillator yang memiliki fungsi dan penggunaan yang berbeda, yaitu:

AED (Automatic defibrillator external), atau dikenal dengan defibrillator portabel yang bisa digunakan oleh siapa saja termasuk masyarakat awam non-medis.
Defibrillator manual, yaitu alat yang biasa digunakan tenaga medis seperti di ambulan atau di unit gawat darurat.
Defibrillator kardioverter, yaitu alat yang biasanya digunakan pada orang yang baru pulih dari serangan jantung atau membutuhkan transplantasi jantung
Defibrillator kardioverter implan (ICDs), adalah alat yang ditempatkan dalam tubuh melalui operasi. Alat ini direkomendasikan untuk orang yang memiliki masalah irama jantung yang mengancam jiwa.

Defibrillator dapat menyelamatkan hidup pasien jika digunakan untuk gangguan irama jantung yang benar dan dilakukan dalam waktu 10 menit setelah ritme abnormal dimulai. Di sisi lain, jika alat ini digunakan untuk jenis gangguan irama jantung lainnya jutsru dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel dan serangan jantung seseorang.