
Bagaimana resep yang dapat diproses?
Resep obat harus memiliki
Jumlah pembelian obat terbatas.
Lifepack memiliki kewenangan untuk tidak memproses pesanan lebih lanjut jika resep tidak dapat diverifikasi.
Obat Herbesser CD 200 mg adalah obat yang mengandung bahan aktif Diltiazem HCl 200 mg. Obat ini digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi, sebagai terapi angina pektoris dan aritmia. Obat ini masuk ke dalam golongan calcium channel blockers yang bekerja dengan cara menghambat ion-ion kalsium masuk ke sel otot polos jantung dan pembuluh darah. Untuk mengetahui herbesser obat apa, baca selengkapnya di sini.
Herbesser CD 200 MG | |
Golongan Obat | Obat keras. Harus dibeli dengan resep dokter |
Komposisi | Diltiazem HCl |
Klasifikasi Obat | Obat hipertensi |
Kemasan | Dus, 3 Strip @10 Kapsul |
Petunjuk Penyimpanan | Simpan obat di tempat dengan suhu di bawah suhu 30° C, kering, dan jauhkan dari paparan sinar matahari secara langsung. Letakkan obat di tempat yang tidak mudah dijangkau oleh anak-anak. |
Produsen | Tanabe Indonesia |
Nomor Izin Edar | DKL1025202503B1 |
Tanggal Kedaluwarsa | 6/1/2025 |
Obat ini hanya dapat dikonsumsi sesuai dengan resep dokter. Berikut dosis dan cara konsumsi obat:
Terdapat beberapa efek samping yang terjadi akibat penggunaan obat ini, yaitu :
Hentikan pemakaian obat ini jika terjadi reaksi alergi atau efek samping yang tidak biasa. Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Obat Herbesser CD 200 mg dikontraindikasikan penggunaannya oleh orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti :
Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan tertentu.
Obat ini sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain guna mencegah interaksi obat. Obat ini tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat-obatan seperti:
Jika Anda memerlukan penggunaan obat ini bersamaan dengan obat lain, konsultasikan dengan dokter obat-obatan yang perlu digunakan bersamaan dengan obat Herbesser CD 200 mg kapsul.
Diltiazem adalah obat yang dikenal dalam golongan calcium channel blocker (CCB) non-dihidropiridin. Sesuai namanya, diltiazem menghadang masuknya kalsium ke dalam sel-sel otot jantung dan sekitar pembuluh darah arteri, yang mana dapat membuat sel berkontraksi. Obat ini punya fungsi utama untuk pengobatan tekanan darah tinggi dan nyeri dada (angina) serta untuk perawatan penyakit lainnya. Adapun manfaat diltiazem di antaranya:
-Menurunkan tekanan darah serta meredakan angina: sebagai obat CCB, diltiazem menghadang jalur masuknya kalsium ke dalam sel-sel otot jantung dan pembuluh darah arteri. Kontraksi yang disebabkan kalsium yang masuk akan membuat jantung mengalami kontraksi dan pembuluh darah pun menjadi menyempit.
CCB yang punya fungsi utama menekan masuknya kalsium akan berdampak pada kontraksi jantung yang menurun. Selain itu, komponen ini juga menenangkan otot-otot di sekitar pembuluh darah arteri sehingga memicunya untuk mengalami pelebaran. Karenanya obat ini digunakan untuk pengobatan hipertensi.
Peran diltiazem dalam melebarkan pembuluh arteri juga dapat mengurangi tekanan di bagian tersebut, yang memaksa jantung untuk lebih memompa darah dan menyuplai banyak oksigen. Efek diltiazem ini bermanfaat untuk penyakit angina, yang terjadi karena jantung bekerja keras menyuplai oksigen. Dengan, menurunkan beban kerja jantung, diltiazem dapat memberi efek meredakan atau mencegah timbulnya penyakit angina.
Diltiazem sendiri merupakan obat yang memiliki potensi efektif sebagai vasodilator (pelebar pembuluh darah). Oleh karenanya, obat ini digunakan untuk penderita angina kronis dan vasospasme koroner yang dapat berujung pada kondisi lemahnya organ, seperti kasus infark miokard.
-Untuk pengobatan aritmia: CCB digunakan untuk menurunkan detak jantung dan kekuatan kontraksi sel jantung pada pasien gangguan irama jantung (aritmia) fibrilasi atrium ataupun takikardia supraventrikular. Studi juga pernah mengemukakan bila diltiazem dapat menurunkan denyut jantung ventrikel dan gejala yang berkaitan dengan aritmia pada pasien yang mengalami fibrilasi atrium permanen. Temuan dari studi tersebut menyimpulkan bila diltiazem merupakan pengobatan efektif untuk menurunkan detak jantung.
Beberapa studi menyebut bila kontrol respon ventrikel selama fibrilasi atrium sebaiknya dilakukan dengan penggunaan bolus intravena yang diikuti dengan infusi diltiazem yang berlanjut.
Studi lainnya juga mengemukakan bila diltiazem dapat menjadi pilihan perawatan pertama pada pasien dengan takikardia supraventrikular kompleks-sempit. Hal ini didapati dari hasil pengujian yang menyatakan bila 95% pasien takikardia supraventrikular kembali pada kondisi ritme sinus normal setelah pemberian diltiazem. Hal tersebut berbeda dengan pembandingnya, yakni adenosine, yang cuma mencapai 71,9%.
Resep obat harus memiliki
Jumlah pembelian obat terbatas.
Lifepack memiliki kewenangan untuk tidak memproses pesanan lebih lanjut jika resep tidak dapat diverifikasi.